Pronoted.com – Investor sering menggunakan berbagai strategi untuk mengoptimalkan keuntungan saat harga saham naik. Salah satu strategi populer adalah scale out, yaitu teknik menjual saham secara bertahap saat harga terus meningkat. Artikel ini membahas cara kerja teknik tersebut dan beberapa kritik terhadapnya.
Apa Itu Scale Out dan Mengapa Banyak Investor Memilihnya?
Scale out berarti menjual sebagian saham secara bertahap saat harga saham naik. Investor melakukan ini untuk mengurangi risiko dan mengamankan keuntungan sebelum harga berbalik turun.
Teknik ini sangat berguna ketika harga saham mulai melambat setelah kenaikan tajam. Investor tetap memegang sebagian saham sambil mengunci sebagian keuntungan. Dengan begitu, mereka tidak bergantung pada menebak harga puncak yang sulit diprediksi.
Selain itu, strategi ini membantu mengatur emosi saat trading. Investor merasa lebih tenang karena tidak harus menunggu harga tertinggi untuk menjual semua saham sekaligus.
“Baca Juga: SharpLink Borong 11.259 ETH di Momen 10 Tahun Ethereum“
Contoh Cara Kerja Strategi Scale Out
Bayangkan seorang investor membeli 600 saham dengan harga rata-rata $20 per saham. Ketika harga mulai naik, ia memutuskan untuk menjual secara bertahap.
- Ia menjual 200 saham saat harga mencapai $39
- Ia menjual 200 saham lagi saat harga naik ke $39,50
- Ia menjual 200 saham terakhir saat harga menyentuh $39,75
Rata-rata harga jualnya menjadi $39,42 per saham. Strategi ini memberi perlindungan jika harga turun tiba-tiba. Investor tetap mendapat keuntungan meski tidak menjual di harga tertinggi.
Namun, jika harga terus naik hingga $42 misalnya, investor akan kehilangan potensi keuntungan tambahan karena telah menjual sebagian lebih awal.
Kritik Terhadap Strategi Scale Out
Beberapa pihak mengkritik strategi scale out karena menganggapnya sebagai bentuk koreksi dari kesalahan awal. Mereka berpendapat investor menggunakan strategi ini karena sejak awal mengambil posisi terlalu besar.
Menurut para kritikus, lebih baik investor menentukan ukuran posisi yang tepat sejak awal. Jika mereka melakukannya, mereka tidak perlu menjual bertahap untuk menyesuaikan dengan toleransi risiko.
Selain itu, kritik lain muncul dari pola perilaku saat saham turun. Investor yang menggunakan scale out cenderung enggan menjual saat harga turun. Akibatnya, mereka menahan kerugian lebih lama dari seharusnya.
Masalah ini menunjukkan pentingnya disiplin dan manajemen risiko yang ketat dalam strategi apa pun, termasuk scale out.
Kapan Investor Perlu Menggunakan Strategi Ini?
Investor bisa mempertimbangkan scale out saat saham menunjukkan tren naik yang stabil. Strategi ini cocok untuk investor yang ingin mengurangi tekanan psikologis saat pasar bergerak cepat.
Namun, investor harus memahami bahwa teknik ini bisa mengurangi potensi keuntungan maksimal. Jika mereka yakin harga saham masih akan naik, mungkin strategi tahan hingga puncak lebih menguntungkan.
Penting juga bagi investor untuk menyesuaikan strategi ini dengan tujuan investasi dan profil risikonya.
Scale Out: Strategi Bertahap yang Punya Kelebihan dan Kekurangan
Scale out bisa menjadi strategi efektif untuk mengamankan keuntungan sambil tetap menjaga peluang meraih profit tambahan. Namun, investor perlu sadar bahwa strategi ini juga punya keterbatasan.
Menentukan ukuran posisi sejak awal, memahami psikologi pasar, dan menjaga disiplin tetap menjadi faktor utama dalam investasi saham. Dengan pemahaman yang baik, investor bisa menggunakan scale out secara bijak dalam portofolio mereka.
“Baca Juga: Bandung Jajaki Teknologi AI untuk Olah Sampah Perkotaan“