Pronoted.com – Indonesia Kaji Bitcoin: Pada 14 Juli 2025, Bitcoin menembus harga $122.600 dan mencatat kapitalisasi pasar sekitar $2,4 triliun.
Pencapaian ini membuat Bitcoin melampaui valuasi Amazon yang diperkirakan sebesar $2,3 triliun.
Dengan lonjakan ini, Bitcoin resmi masuk dalam daftar lima aset paling berharga di dunia.
Posisinya kini mengungguli perak dan Google dalam nilai total pasar.
“Baca Juga: 5 Proyek Layer-1 Teratas dengan Kinerja Harga Terbaik“
Lonjakan Permintaan dari ETF Spot Bitcoin
ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat menjadi pendorong utama kenaikan harga.
Pada 10 dan 11 Juli 2025, arus masuk dana ke ETF spot melampaui $1 miliar per hari.
Ini adalah kali pertama inflow harian di atas $1 miliar terjadi dua hari berturut-turut sejak debut Januari 2024.
Lonjakan permintaan ini membantu harga BTC menembus batas psikologis $120.000.
BlackRock’s iShares Bitcoin Trust kini mengelola lebih dari $80 miliar aset.
Fakta ini menandakan meningkatnya minat institusional terhadap Bitcoin.
ETF menjadi gerbang utama bagi investor besar untuk memasuki pasar kripto.
Dukungan Regulasi Melalui “Crypto Week”
Perubahan regulasi di Amerika Serikat memperkuat sentimen positif terhadap Bitcoin.
Pemerintah meluncurkan rangkaian undang-undang pro-crypto yang dikenal sebagai “Crypto Week”.
Paket ini mencakup CLARITY Act, GENIUS Act, dan Anti-CBDC Surveillance Act.
Regulasi ini memberikan kejelasan hukum dan perlindungan investor.
Banyak perusahaan besar kini memiliki dasar hukum kuat untuk memasukkan Bitcoin ke portofolio mereka.
Ketidakpastian regulasi yang menjadi hambatan selama bertahun-tahun kini mulai teratasi.
Faktor Makro dan Sentimen Pasar
Kebijakan pemerintahan Trump yang pro-crypto memberikan dukungan besar bagi inovasi aset digital.
Selain itu, pelemahan nilai dolar AS membuat investor mencari aset lindung nilai yang independen.
Bitcoin mulai dipandang sebagai aset teknologi bernilai tinggi, bukan sekadar instrumen spekulasi.
Korelasi Bitcoin dengan indeks saham seperti Nasdaq dan S&P 500 naik hingga 0,87 pada Januari 2025.
Peningkatan korelasi ini membuat Bitcoin semakin relevan dalam strategi diversifikasi portofolio modern.
Kelangkaan dan Fungsi Penyimpan Nilai
Bitcoin memiliki suplai maksimal 21 juta koin, menjadikannya aset digital langka seperti emas.
Mekanisme halving setiap empat tahun mengurangi pasokan baru secara signifikan.
Dari harga $0,10 pada 2010, Bitcoin kini telah naik lebih dari 1,2 juta kali lipat.
Banyak investor memandang Bitcoin sebagai alternatif emas dalam fungsi penyimpan nilai.
Keunggulan Bitcoin meliputi akses global, transparansi, dan kemudahan transaksi lintas batas.
Kepemilikan Institusional yang Kuat
Hingga pertengahan 2025, lebih dari 265 perusahaan memegang total 853.000 BTC, setara 4% suplai beredar.
Perusahaan besar seperti Tesla, Square, dan Semler Scientific menjadikan Bitcoin aset strategis dalam neraca mereka.
ETF spot Bitcoin memegang sekitar 1,4 juta BTC, setara 6,6% dari suplai beredar.
Kepemilikan institusional ini memberikan pondasi harga yang kuat dan peluang pertumbuhan jangka panjang.
Indonesia Kaji Bitcoin: Perjalanan Harga Menuju Aset Top 5 Dunia
Sejak awal diperdagangkan dengan harga $0,10, Bitcoin telah mengalami kenaikan luar biasa hingga menembus $122.600.
Lonjakan ini dipicu kombinasi faktor permintaan, regulasi positif, kondisi makro, kelangkaan, dan dukungan institusi.
Dengan tren ini, banyak analis memprediksi Bitcoin berpotensi menyaingi valuasi Apple dan Microsoft di masa depan.
Namun, volatilitas tetap tinggi sehingga investor perlu melakukan riset dan manajemen risiko sebelum berinvestasi.
“Baca Juga: Jackie Chan Beraksi di Film Terbaru The Shadow’s Edge“