Pronoted.com – 5 Sinyal Bitcoin Melemah: Pasar kripto saat ini memasuki fase penentuan arah yang sangat penting. Bitcoin mencoba bertahan di level USD 115.000. Jika gagal bertahan, potensi koreksi semakin besar. Namun, jika bertahan kuat, konsolidasi sehat bisa terjadi. Dengan demikian, beberapa hari ke depan akan sangat menentukan.
“Baca Juga: Prediksi Pi Coin 2025: Peluang Tembus $0,50 di Tengah Migrasi“
1. Tekanan Jual Meningkat Setelah Gagal Bertahan
Bitcoin sempat menyentuh rekor baru di atas USD 120.000. Namun, harga kemudian gagal bertahan di area Rp1,95 miliar. Kini, BTC berjuang untuk menjaga support di USD 115.000 atau sekitar Rp1,87 miliar.
Penolakan dari resistensi kuat di USD 125.000 memicu volatilitas tinggi. Kondisi ini memperbesar tekanan jual dan melemahkan sentimen pasar. Oleh karena itu, konsolidasi antara support dan resistensi akan menentukan arah pergerakan berikutnya.
2. Permintaan Baru Mulai Kehilangan Tenaga
Data dari CryptoQuant memperlihatkan arus masuk ke pasar masih terjadi, tetapi momentum melemah. Kenaikan tajam dalam beberapa bulan terakhir membuat pasar mulai jenuh.
Banyak pemegang jangka pendek memanfaatkan harga di atas USD 120.000 untuk mengambil keuntungan. Akibatnya, tekanan jual meningkat dan harga semakin tertekan. Jika level USD 115.000 tidak mampu bertahan, koreksi menuju USD 112.000 atau Rp1,82 miliar bisa terjadi.
3. Indikator Permintaan Nyata Masih Positif
Menurut analis on-chain Axel Adler, indikator Real Demand tetap menunjukkan angka positif. Indikator ini mengukur aktivitas investor baru yang memegang Bitcoin kurang dari satu tahun.
Saat ini, data mencatat sekitar 30.000 BTC masih aktif berpindah tangan. Kondisi ini menandakan permintaan tetap ada di pasar. Namun, angka tersebut turun dari puncaknya, yang berarti intensitas pembelian mulai melemah. Dengan kata lain, pasar masih kuat, tetapi tidak seagresif sebelumnya.
4. Sinyal Teknis Tunjukkan Tekanan Baru
Grafik empat jam memperlihatkan Bitcoin berada di sekitar USD 115.573. Saat ini, harga bergerak di bawah rata-rata penting, yaitu SMA 50-hari. Lebih buruk lagi, SMA 50-hari kini berada di bawah SMA 100-hari, yang menandakan tren menurun jangka pendek.
Selain itu, penolakan dari area USD 123.000 menambah tekanan jual di kisaran USD 118.000 hingga USD 120.000. Jika BTC gagal bertahan di atas USD 115.000, kemungkinan penurunan ke USD 110.000 atau Rp1,79 miliar semakin besar. Sebaliknya, jika harga berhasil stabil, peluang pemulihan menuju USD 118.000 masih terbuka.
5. Apa yang Harus Diperhatikan Investor?
Investor perlu mencermati volume perdagangan harian dan reaksi harga terhadap level kritis. Selain itu, indikator seperti Permintaan Nyata bisa memberikan sinyal awal tentang kekuatan pasar.
Jika indikator menunjukkan peningkatan, potensi pemulihan bisa lebih besar. Namun, jika data melemah, risiko koreksi semakin tinggi. Oleh karena itu, investor harus tetap waspada dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Kesimpulan: 5 Sinyal Bitcoin Melemah
Bitcoin berada di titik keseimbangan antara koreksi lebih dalam atau konsolidasi sehat. Level USD 115.000 menjadi kunci utama untuk arah jangka pendek. Tekanan jual dari investor jangka pendek dan pelemahan teknikal menambah risiko.
Namun, indikator permintaan nyata masih memberi harapan. Dengan kata lain, pasar belum sepenuhnya kehilangan tenaga. Keputusan investor untuk tetap bertahan atau keluar dari pasar akan menentukan arah berikutnya.
“Baca Juga: Panduan Build Hysilens Terkuat di Honkai Star Rail 3.5“