Pronoted.com – Singapura mencatat pelambatan inflasi signifikan pada Juli 2025. Berdasarkan laporan Cryptopolitan, inflasi inti turun menjadi 0,5%. Sementara itu, inflasi keseluruhan merosot dari 0,8% menjadi 0,6%.
Inflasi inti tidak memasukkan biaya perumahan dan transportasi pribadi, sehingga lebih stabil. Penurunan ini lebih rendah dari perkiraan analis yang sempat memprediksi inflasi tetap pada level Juni. Data resmi Singapore Department of Statistics menunjukkan harga ritel dan energi menurun cukup tajam.
“Baca Juga: Prospek Ripple (XRP): Bisakah Investor Jadi Jutawan“
Pemerintah Tetap Pertahankan Proyeksi Inflasi
Meski inflasi menurun, Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Ministry of Trade and Industry (MTI) mempertahankan proyeksi inflasi 2025. Mereka memperkirakan inflasi inti maupun keseluruhan berada di kisaran 0,5% hingga 1,5%.
Dalam pernyataan resminya, MAS dan MTI menyoroti risiko global yang bisa memengaruhi inflasi. Ketegangan geopolitik dan biaya energi impor bisa mendorong kenaikan harga. Namun, pertumbuhan ekonomi global yang melambat juga berpotensi menahan inflasi.
Harga Energi dan Layanan Turun Drastis
Penurunan inflasi terutama dipicu turunnya harga energi. Listrik dan gas turun 5,6% setelah sebelumnya turun 3,9% pada Juni. Inflasi perumahan juga melemah dari 1% menjadi 0,5% akibat penurunan sewa dan biaya pemeliharaan.
Biaya layanan kesehatan, khususnya rawat jalan, juga turun signifikan. Sementara itu, belanja liburan menurun sehingga menekan tekanan inflasi. Namun, layanan sosial tetap stabil dengan inflasi 0,7%.
Beberapa Sektor Masih Alami Kenaikan Harga
Meski tren inflasi turun, beberapa sektor tetap mencatat kenaikan harga. Sektor makanan naik dari 1% menjadi 1,1% karena meningkatnya harga bahan mentah dan layanan makanan.
Transportasi umum juga mencatat inflasi lebih tinggi, naik dari 2% menjadi 2,1%. Kenaikan harga kendaraan menjadi penyumbang utama. Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan harga masih ada di sektor tertentu meski tren umum melemah.
Prospek Kebijakan Tetap Stabil
MAS terakhir menyesuaikan kebijakan pada Januari dan April 2025. Namun, pada 30 Juli lalu mereka memutuskan tidak melakukan perubahan. MAS memperkirakan inflasi impor tetap moderat, didukung harga minyak global yang lebih rendah. Biaya makanan diprediksi hanya naik tipis.
Selain itu, biaya tenaga kerja diperkirakan turun seiring perlambatan pertumbuhan upah dan peningkatan produktivitas. Subsidi pemerintah untuk layanan penting juga akan membantu menekan inflasi. Dengan langkah ini, kebijakan moneter Singapura diproyeksikan tetap stabil namun tetap waspada.
Dampak bagi Pasar dan Crypto
Penurunan inflasi Singapura ke level terendah empat bulan memberi sinyal positif. Tekanan harga tampak mereda, tetapi ketidakpastian global masih membayangi. Risiko geopolitik dan perubahan ekonomi internasional tetap bisa memicu guncangan.
Bagi pasar cryptocurrency, kondisi makro di Asia sangat penting. Perubahan kebijakan moneter Singapura dapat memengaruhi arus modal ke aset digital. Investor crypto perlu memperhatikan tren ini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
“Baca Juga: FFVII Remake Intergrade di Switch 2 Terkunci 30FPS“