Pronoted.com – 5 Faktor yang Bisa Angkat Bitcoin: Data terbaru menunjukkan posisi short Bitcoin mencapai $5,13 miliar atau sekitar Rp85,6 triliun.
Artinya, banyak trader bertaruh harga Bitcoin akan turun.
Namun, jika harga justru naik, trader short akan terjebak dalam likuidasi.
Mereka terpaksa membeli kembali Bitcoin di harga lebih tinggi.
Fenomena ini dikenal sebagai short squeeze, dan sering memicu lonjakan tajam.
Menurut CoinGlass, dalam 30 hari terakhir, likuidasi short melebihi long hingga 77%.
Kondisi ini memberi peluang tekanan beli mendadak.
Jika tekanan itu terpicu, reli besar bisa terjadi.
Eric Trump menyebut fenomena inilah yang bisa mendorong Bitcoin menuju $1 juta.
“Baca Juga: Pi Coin Terpuruk Usai Isu Dana $20 Juta Mengguncang“
Kuartal IV Selalu Jadi Momentum Penting
Secara historis, kuartal IV selalu memberi peluang positif bagi pasar crypto.
Bahkan pada 2022, di tengah bear market, Bitcoin tetap mencatatkan ROI bulanan positif.
Pada Oktober tahun itu, harga naik 5,56% meski setahun penuh turun 60%.
Data ini memperlihatkan kuartal IV sering membawa sentimen optimis.
Eric Trump menilai periode Oktober hingga Desember bisa jadi fase kejutan.
Investor institusi dan ritel biasanya masuk pasar menjelang akhir tahun.
Selain faktor musiman, libur panjang dan tahun fiskal baru mendukung arus dana segar.
Inilah alasan banyak analis menaruh perhatian pada kuartal IV.
M2 Money Supply Dorong Likuiditas Global
Pasokan uang global (M2) meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Bank sentral di berbagai negara kembali melakukan pelonggaran kuantitatif.
Artinya, lebih banyak uang beredar dalam sistem keuangan.
Investor kemudian mencari aset yang bisa memberi imbal hasil lebih tinggi.
Eric Trump menyebut Bitcoin menjadi salah satu pilihan utama.
Banyak orang melihat Bitcoin sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.
Selain itu, pelemahan mata uang fiat mendorong minat pada aset digital.
Jika tren ini berlanjut, dana besar bisa masuk ke pasar crypto.
Ketegangan Politik Menambah Volatilitas
Donald Trump kembali mengkritik Ketua The Fed, Jerome Powell.
Ia menyindir melalui meme viral “You’re Fired!” di media sosial.
Meski terlihat ringan, komentar itu berpengaruh pada sentimen pasar global.
Kebijakan moneter yang tidak pasti membuat investor mencari perlindungan.
Dalam banyak kasus, ketidakpastian memberi keuntungan bagi Bitcoin.
Crypto sering dianggap sebagai alternatif ketika pasar tradisional goyah.
Karena itu, ketegangan politik bisa menjadi pemicu volatilitas positif untuk Bitcoin.
Struktur Pasar Bitcoin Mulai Menyusun Ulang
Kapitalisasi pasar crypto baru saja turun sekitar $30 miliar dalam sepekan.
Namun, penurunan itu tidak memicu kepanikan besar.
Sebaliknya, banyak analis melihat pasar sedang menyiapkan fase baru.
Leverage di pasar mulai terkendali setelah koreksi tajam.
Tekanan jangka pendek justru menciptakan peluang akumulasi lebih besar.
Analis AMBCrypto menyebut strategi “buy the dip” kini lebih relevan.
Eric Trump mungkin bukan analis teknikal, tetapi kondisinya memang mendukung skenario bullish.
Apakah Target $1 Juta Masuk Akal?
Target $1 juta per BTC atau sekitar Rp16 miliar terdengar ambisius.
Namun, ada banyak faktor yang bisa mendukung skenario ini.
Kombinasi likuiditas global, momentum musiman, ketegangan politik, dan struktur pasar memberi arah positif.
Apakah kenaikan besar akan terjadi dalam hitungan bulan atau tahun masih diperdebatkan.
Tetapi sinyal makro dan teknikal memang mengarah pada fase bullish.
Investor tetap perlu waspada dan menghindari keputusan gegabah.
Namun, menutup mata pada peluang besar juga bukan pilihan bijak.
Kesimpulan: 5 Faktor yang Bisa Angkat Bitcoin
Prediksi harga Bitcoin hingga $1 juta memicu diskusi luas.
Meski ekstrem, analisis makro dan teknikal menunjukkan potensi kenaikan kuat.
Short squeeze, musim kuartal IV, likuiditas global, dan faktor politik memperkuat narasi bullish.
Investor sebaiknya memantau perkembangan pasar dengan cermat.
Jika sejarah terulang, kuartal IV bisa kembali jadi titik lonjakan besar.