pronoted.com – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), pengelola jaringan ritel Alfamart, telah menyiapkan anggaran belanja modal hingga Rp5 triliun untuk 2025.
Corporate Secretary AMRT, Tomin Widian, menyampaikan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi toko dan pembangunan gudang.
“Baca Juga: When Life Gives You Tangerines: Drama Cinta Sepanjang Masa“
Rp3 Triliun Dialokasikan untuk Ekspansi Gerai
Tomin menjelaskan bahwa sekitar Rp3 triliun dari total capex akan digunakan untuk membuka toko baru dan memperpanjang izin usaha toko lama.
AMRT menargetkan membangun hingga 1.000 gerai baru pada 2025. Mayoritas gerai baru tersebut akan berdiri di wilayah Jabodetabek.
Dalam paparan publik, Tomin menyebut total proyek pembangunan mencakup 2.700 hingga 2.800 toko secara keseluruhan.
“Capex tahun depan berkisar antara Rp4,5 hingga Rp5 triliun. Sekitar Rp3 triliun untuk ekspansi dan perpanjangan toko,” ujar Tomin.
Rp1,5 Triliun untuk Pembangunan Gudang Baru
Selain toko, AMRT juga menganggarkan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk pembangunan Distribution Centre (DC) atau gudang logistik.
Perusahaan kini tengah membangun dua gudang baru di Palangkaraya dan Bengkulu.
Gudang di Bengkulu diperkirakan rampung pada semester II tahun 2025 dan akan berbagi fungsi distribusi dengan gudang di Palembang.
Tomin menyebut Bengkulu punya potensi logistik yang menjanjikan bagi distribusi Alfamart di wilayah barat Indonesia.
Target Pendapatan Tumbuh 7 Persen pada 2025
AMRT menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7 persen pada 2025.
Target tersebut dianggap realistis dengan mempertimbangkan kondisi pertumbuhan ekonomi nasional saat ini.
Ekspansi gerai dan pembangunan gudang menjadi kunci strategi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan tersebut.
Manajemen AMRT berharap ekspansi ini akan memperkuat penetrasi pasar dan efisiensi distribusi di berbagai wilayah.
Kinerja Keuangan Alfamart Tahun 2024
Sepanjang 2024, AMRT mencatatkan pertumbuhan pendapatan neto sebesar 10,54 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp118,22 triliun.
Pendapatan tertinggi berasal dari operasi di luar Jabodetabek yang mencakup wilayah Jawa, yakni sebesar Rp44,55 triliun.
Pendapatan dari wilayah luar Jawa tercatat sebesar Rp43,38 triliun, sementara Jabodetabek menyumbang Rp33,18 triliun.
Beban Usaha Naik, Laba Usaha Menyusut
Beban pokok pendapatan AMRT meningkat dari Rp83,87 triliun pada 2023 menjadi Rp92,86 triliun pada 2024. penjualan dan distribusi juga naik menjadi Rp20,2 triliun dari sebelumnya Rp17,88 triliun.
Selain itu, beban umum dan administrasi membengkak menjadi Rp2,17 triliun dari Rp1,89 triliun pada tahun sebelumnya.
Beban lainnya turut meningkat dari Rp88,63 miliar menjadi Rp126,98 miliar pada periode yang sama.
Kenaikan berbagai beban operasional tersebut berdampak pada laba usaha AMRT.
Laba usaha tercatat turun 7,91 persen secara YoY, dari Rp4,42 triliun pada 2023 menjadi Rp4,07 triliun pada 2024.
“Baca Juga: PTPN Tegaskan Koordinasi dengan Danantara dan Kemen BUMN“
Fokus Ekspansi dan Efisiensi Logistik
Dengan capex hingga Rp5 triliun, AMRT menunjukkan komitmen kuat dalam memperluas jaringan dan meningkatkan efisiensi distribusi.
Pembangunan toko baru dan gudang logistik menjadi fokus utama strategi ekspansi 2025.
Meski laba usaha turun, perusahaan tetap optimistis bisa tumbuh melalui penetrasi pasar yang lebih luas dan efisiensi operasional.