Pronoted.com – Bitcoin Diprediksi Koreksi Setelah Reli Panjang 7 Minggu, kembali menarik perhatian setelah mencatat reli selama enam minggu berturut-turut. Saat ini, harga BTC berada di kisaran Rp1,87 miliar atau sekitar $115.532. Nilai tersebut sedikit turun dari rekor pekan lalu yang mencapai $124.500 atau Rp2,01 miliar. Market cap tercatat Rp37.156 triliun dengan volume trading harian Rp465,08 triliun.
Namun, sejumlah analis mulai memperingatkan potensi koreksi karena reli Bitcoin sudah memasuki minggu ketujuh. Menurut mereka, kondisi ini sesuai dengan pola “price discovery uptrend” yang biasanya berakhir dengan penurunan harga signifikan.
“Baca Juga: 5 Berita Terbaru Crypto Minggu Ini yang Wajib Kamu Tahu“
Siklus Halving Selalu Memunculkan Koreksi
Analis populer Rekt Capital menjelaskan pola koreksi Bitcoin pasca-halving. Dalam sejarahnya, uptrend pertama biasanya bertahan hingga minggu keenam atau kedelapan. Sedangkan uptrend kedua sering berhenti lebih cepat, biasanya di minggu kelima hingga ketujuh.
Kini, Bitcoin sudah berada di minggu ketujuh dari uptrend kedua. Pola ini membuat para analis menilai risiko koreksi semakin tinggi. Jika skenario berulang, harga berpotensi turun sekitar 30% dari level saat ini.
Potensi Penurunan Serupa Tahun 2017 dan 2021
Rekt Capital juga membandingkan kondisi pasar sekarang dengan tahun 2017 dan 2021. Saat itu, Bitcoin mengalami koreksi tajam setelah reli panjang. Pada awal 2025, harga Bitcoin turun dari $110.000 atau Rp1,78 miliar hingga menyentuh di bawah $75.000 atau Rp1,21 miliar. Penurunan tersebut setara 30%.
Koreksi seperti ini sering muncul di fase bull market. Para analis menyebut fenomena tersebut sebagai bagian dari “price discovery correction”. Dengan kata lain, penurunan tajam bukan akhir tren naik, melainkan proses sehat dalam siklus pasar.
Apakah All-Time High Baru Akan Terjadi di Q4?
Meski koreksi berpotensi terjadi, banyak analis justru melihat peluang lebih besar di kuartal keempat. Daan Crypto Trades menilai pasar sering mengalami penurunan cepat sebelum melanjutkan reli kuat di akhir tahun.
Ia menjelaskan bahwa koreksi besar dalam satu atau dua bulan mendatang bisa menjadi yang terakhir sebelum reli eksplosif. Data dari CoinGlass mendukung pandangan ini. Agustus mencatat kenaikan +2,1%, sedikit di atas rata-rata historis +1,8%. Namun, September sering menunjukkan tren negatif dengan rata-rata koreksi -3,8%.
Kesempatan Akumulasi Bagi Investor
Bila pola sejarah berulang, koreksi dalam waktu dekat justru bisa membuka peluang akumulasi. Harga Bitcoin masih jauh lebih tinggi dibanding awal tahun, sehingga penurunan wajar dianggap bagian dari perjalanan bull market.
Bagi investor, momen ini bisa menjadi kesempatan menambah portofolio sebelum potensi all-time high baru terbentuk di kuartal keempat 2025. Namun, investor tetap harus berhati-hati karena volatilitas pasar kripto sangat tinggi.
Bitcoin Diprediksi Koreksi Setelah Reli Panjang 7 Minggu: Sebagai Bagian dari Siklus Sehat
Bitcoin mungkin menghadapi koreksi setelah reli panjang. Namun, pola sejarah menunjukkan bahwa penurunan tajam justru sering membuka jalan menuju kenaikan lebih besar. Dengan perencanaan matang, investor bisa memanfaatkan koreksi sebagai peluang strategis untuk menyambut reli baru di akhir tahun.
“Baca Juga: Fitur Baru GPT-5: OpenAI Hadirkan Mode Auto, Fast, Thinking“