pronoted.com – Danantara mempertimbangkan suntikan modal ke Garuda Indonesia (GIAA). Suntikan ini bisa memperkuat likuiditas maskapai pelat merah. Keputusan akhir masih dibahas oleh manajemen. Dana itu diharapkan berasal dari dividen BUMN 2024.
“Baca Juga: Siapa Paling Layak? Statistik Kandidat MVP BRI Liga 1“
Kesempatan Restrukturisasi Menyeluruh
Garuda perlu susun proposal bisnis komersial agar Danantara percaya. Maskapai harus reformasi menyeluruh mulai perbaikan layanan hingga efisiensi operasional. Manajemen dapat memfokuskan layanan pada rute domestik dan rute luar negeri “gemuk” seperti haji dan Jepang.
Tantangan Keuangan GIAA
Per kuartal I/2025, Garuda mencatat rugi bersih US$76,5 juta. Kondisi itu membaik dari rugi US$87 juta pada kuartal I/2024. Pendapatan naik tipis 1,6% menjadi US$723,6 juta. Namun beban usaha meroket menjadi US$718,4 juta, utamanya biaya sewa dan pemeliharaan pesawat.
Tekanan Beban Sewa dan Pemeliharaan
Herry Gunawan menyoroti biaya sewa pesawat yang tinggi. Ia menyarankan Garuda negosiasi ulang kontrak sewa. Putusan pengadilan soal malpraktik sewa memberi peluang bagi maskapai.
Ekuitas Negatif dan Risiko Operasional
GIAA masih mengalami ekuitas negatif US$1,43 miliar. Liabilitas US$7,88 miliar melebihi aset senilai US$6,45 miliar. Kondisi ini menempatkan maskapai pada risiko tinggi. Investor perlu waspada saat menilai saham GIAA.
Riwayat Harga Saham dan Sentimen Pasar
Sejak IPO 2011 di level Rp750 per saham, GIAA mengalami reli singkat. Pandemi COVID-19 menghantam harga hingga Rp50–60. Debut PKPU dan suspensi perdagangan makin menekan tren.
Reli Terbatas Usai Restrukturisasi
Berita merger dengan Citilink sempat memicu reli teknikal. Namun harga saham GIAA masih jauh di bawah level IPO. Pada 19 Mei 2025, saham GIAA menguat 8,3% ke Rp39 per saham, terdorong kabar modal Danantara.
Peluang Ekspansi dan Katalis Positif
Analis Kiwoom, Miftahul Khaer, melihat peluang ekspansi pesawat dan rute baru pada 2025. Pemulihan pariwisata dan permintaan perjalanan domestik memberi katalis positif.
Peran Danantara sebagai Holding BUMN
Danantara resmi jadi superholding BUMN sejak Februari 2025. Arief Budiman menjelaskan mandat Danantara mengelola dividen BUMN untuk investasi strategis. Holding ini fokus pada sektor produktif seperti energi dan manufaktur.
“Baca Juga: Prospek Harga Emas dan Lonjakan Belanja Logam Warga RI“
Rekomendasi Investor
Investor sebaiknya pantau finalisasi suntikan modal Danantara. Amati langkah restrukturisasi utang dan negosiasi sewa pesawat. Jika Garuda berhasil atur ulang beban biaya, saham GIAA berpeluang menguat.
Dengan dukungan modal Danantara dan reformasi menyeluruh, Garuda (GIAA) berpeluang memperbaiki kinerja dan memacu harga saham. Namun investor perlu memantau realisasi rencana dan langkah-langkah restrukturisasi.