pronoted.com – Harga emas mengalami penurunan setelah menyentuh level tertinggi dalam dua pekan terakhir.
Investor memilih mengambil keuntungan di tengah penguatan dolar AS dan tekanan dari pasar global.
“Baca Juga: 5 Film Indonesia yang Pernah Tayang di festival Dunia“
Harga Emas Spot dan Berjangka Turun 0,6 Persen
Mengutip laporan Reuters pada Jumat (23/5/2025), harga emas spot turun 0,6% menjadi US$3.295,21 per troy ounce.
Sementara itu, harga emas berjangka AS juga melemah 0,6% ke posisi US$3.294,90 per troy ounce.
Koreksi terjadi setelah emas sempat menyentuh level tertinggi sejak 9 Mei di awal sesi perdagangan.
Dolar AS Menguat, Harga Emas Tekan Turun
Indeks dolar AS naik 0,3% pada perdagangan hari itu.
Kenaikan ini membuat emas batangan menjadi lebih mahal bagi investor luar negeri.
Kondisi ini menambah tekanan bagi harga emas di tengah aksi profit taking yang sedang berlangsung.
Jim Wycoff, analis senior Kitco Metals, menyatakan bahwa investor melakukan aksi jual untuk merealisasikan keuntungan.
“Penguatan dolar AS menjadi faktor bearish tambahan yang menekan pasar emas,” jelasnya.
Pasar Obligasi Goyah, Emas Tetap Punya Dukungan
Meski harga emas turun, analis tetap melihat potensi dukungan dari ketidakstabilan pasar obligasi global.
Wycoff menyebut kondisi pasar obligasi yang goyah akan tetap mendukung posisi emas sebagai aset lindung nilai.
Faktor politik dan fiskal global juga memberi dampak signifikan terhadap sentimen investor.
RUU Pajak AS Tambah Tekanan ke Pasar
Dewan Perwakilan Rakyat AS meloloskan RUU pajak besar-besaran yang diajukan Presiden Donald Trump.
RUU ini diprediksi menambah utang pemerintah federal sebesar US$3,8 triliun dalam sepuluh tahun ke depan.
Kantor Anggaran Kongres menyatakan bahwa total utang AS kini telah menyentuh US$36,2 triliun.
Kondisi ini menambah ketidakpastian fiskal dan memperkuat fungsi emas sebagai aset safe haven.
Perang Dagang Mereda, Aktivitas Bisnis AS Meningkat
Data terbaru menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat pada Mei 2025.
Peningkatan ini terjadi seiring meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Namun, tarif tinggi yang dikenakan terhadap barang impor menyebabkan kenaikan harga di tingkat konsumen.
Hal ini masih menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan menambah sentimen bagi emas.
Zain Vawda, analis dari MarketPulse by OANDA, menyebut bahwa kesepakatan dagang yang akan datang bisa memengaruhi harga emas.
“Kesepakatan dagang pemerintah AS akan menentukan arah harga emas di sisa tahun ini,” katanya.
Harga Logam Lain Juga Mengalami Penurunan
Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatatkan pelemahan harga.
Harga perak spot turun hampir 1% menjadi US$33,05 per ons.
Harga platinum terkoreksi 0,1% ke level US$1.075,02, dan paladium anjlok 2,1% menjadi US$1.016,02 per ons.
“Baca Juga: Malindo (MAIN) Bangun Pabrik Baru dan Incar Pasar Timteng“
Harga Emas Masih Bergantung pada Sentimen Global
Harga emas berpeluang tetap fluktuatif dalam beberapa pekan ke depan.
Faktor penguatan dolar, rencana fiskal AS, dan arah negosiasi dagang akan memengaruhi pergerakan pasar logam mulia.
Investor perlu mencermati sinyal pasar global untuk mengambil posisi bijak di tengah ketidakpastian ini.