pronoted.com – Banyak orang mengenal Bitcoin sebagai uang digital, tetapi belum semua paham cara kerja dan keunggulannya. Antony Lewis, CEO Open Trade Docs, menjelaskan bahwa Bitcoin adalah sistem pembayaran digital berbasis internet.
“Baca Juga: Menggiring Bola: Teknik dan Caranya dalam Permainan Sepak Bola“
Dalam diskusi Fintech Tech in Asia 2015 di Jakarta, Lewis menyebut Bitcoin lebih praktis dibanding uang konvensional. Bitcoin memungkinkan transaksi cepat dan mudah tanpa perlu bank atau kartu kredit.
Cara Memiliki Bitcoin Itu Mudah
Untuk memiliki Bitcoin, seseorang cukup mengunduh program dan membuat dompet digital (wallet). Proses ini mirip dengan membuka rekening bank, namun jauh lebih sederhana. Tidak ada proses verifikasi rumit seperti di bank.
“Cukup buat wallet dan mulai transaksi. Tidak perlu isi banyak data seperti saat buka rekening,” ujar Lewis.
Bitcoin Bisa Dipakai di Seluruh Dunia
Lewis membagikan pengalamannya menggunakan Bitcoin saat menginap di hotel di India. Saat itu, ia diminta mengisi banyak data jika ingin transfer melalui bank lokal. Karena khawatir datanya dicuri, ia memilih menggunakan Bitcoin.
Transaksi berjalan cepat tanpa perlu berbagi informasi pribadi. Inilah salah satu alasan Bitcoin mulai diminati sebagai alat pembayaran global.
Sistem Bitcoin Lebih Stabil dan Aman
Bitcoin bekerja menggunakan sistem peer-to-peer. Artinya, tidak ada satu pusat sistem yang bisa rusak atau dimatikan. Ini berbeda dengan bank konvensional yang bisa berhenti beroperasi karena gangguan teknis atau regulasi.
Lewis mencontohkan kondisi di Yunani, di mana bank sempat tidak bisa beroperasi karena krisis ekonomi. Dalam kasus seperti itu, Bitcoin tetap bisa digunakan.
“Sistem Bitcoin tidak punya titik kegagalan tunggal. Akses tetap terbuka selama ada koneksi internet,” kata Lewis.
Biaya Transaksi Bitcoin Lebih Murah
Biaya transaksi Bitcoin jauh lebih murah dibanding layanan transfer antarnegara. Lewis mengatakan bahwa Bitcoin mengisi celah antara bank yang cepat tapi mahal, dan layanan seperti Western Union yang murah tapi lambat.
Dengan Bitcoin, pengguna bisa mengirim uang ke luar negeri dengan biaya rendah dan waktu pengiriman yang lebih cepat.
Bisakah Bitcoin Jadi Alat Investasi?
Bitcoin bisa digunakan sebagai aset investasi, namun risikonya sangat tinggi. Harga Bitcoin sangat fluktuatif dan bisa berubah drastis dalam waktu singkat.
Contohnya, harga Bitcoin pernah mencapai USD1.200 (sekitar Rp16 juta), tetapi kemudian turun menjadi USD300 (sekitar Rp4 juta). “Risiko besar, tapi keputusan tetap di tangan pengguna,” ujar Lewis.
“Baca Juga: Daftar Startup Bitcoin Terpopuler di Indonesia 2025“
Startup Manfaatkan Bitcoin untuk Layanan Digital
Banyak startup menggunakan Bitcoin untuk menciptakan layanan finansial yang cepat dan efisien. Teknologi ini memberi peluang baru bagi pelaku usaha digital, terutama di negara dengan sistem keuangan belum stabil.
Startup yang mengadopsi Bitcoin juga mendorong inklusi keuangan dan memperluas akses pembayaran digital ke masyarakat luas.