pronoted.com – Setelah berbulan-bulan mengalami penurunan, Pi Coin kini berjuang keras untuk bertahan di pasar kripto global. Harga token ini turun drastis hingga menyentuh level terendah dalam sejarahnya. Banyak pihak mulai meragukan masa depan Pi Network, namun sebagian lainnya masih berharap pada pembaruan besar bernama Protocol 23, yang digadang-gadang sebagai momentum kebangkitan proyek ini.
Harga Pi Coin Turun 2,2% dalam 24 Jam
Berdasarkan data CoinGecko, harga Pi Network pada 10 Oktober 2025 berada di angka $0,2313. Nilainya turun 2,2% dalam waktu 24 jam terakhir. Jika dikonversi dengan kurs $1 = Rp16.559, maka satu Pi bernilai sekitar Rp3.830.
Dalam 24 jam, harga Pi bergerak di kisaran $0,2237 hingga $0,235. Pergerakan ini menunjukkan volatilitas harian yang moderat. Kapitalisasi pasar Pi kini mencapai sekitar $1,89 miliar, sementara volume perdagangan harian berada di $41,88 juta. Angka tersebut menandakan masih adanya aktivitas pasar, meski tekanan jual terus meningkat.
“Baca Juga: Cara Sehat Kelola Keuangan Digital Lewat Investasi Crypto“
Pi Coin Sentuh Titik Terendah Sepanjang Masa
Penurunan tajam harga Pi terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan dan menurunnya aktivitas di jaringan. Banyak anggota komunitas di platform X (Twitter) mulai menunjukkan rasa kecewa terhadap arah pengembangan proyek ini. Mereka menilai tim pengembang terlalu lambat dan kurang terbuka kepada komunitas.
Salah satu pengguna dengan akun @pinetworkmember menulis bahwa sebagian besar anggota masih terjebak dalam euforia lama. Ia menegaskan bahwa popularitas dan nama besar pendiri tidak cukup untuk mempertahankan nilai Pi.
Beberapa analis bahkan memperingatkan bahwa harga Pi dapat jatuh hingga $0,10 jika tidak ada tindakan besar dari tim inti. Rendahnya likuiditas dan ketidakjelasan arah pengembangan memperburuk kondisi pasar. Para investor kini hanya bisa menunggu kabar baik dari pembaruan Protocol 23 yang sedang diuji.
Pembaruan Protocol 23 Jadi Harapan Baru
Pembaruan besar Protocol 23 diperkirakan akan menjadi langkah penting untuk menghidupkan kembali ekosistem Pi Network. Saat ini, pengujian berlangsung di testnet dan dijadwalkan rilis di mainnet pada akhir kuartal IV 2025 atau awal kuartal I 2026.
Menurut analis komunitas Dr. Altcoin, pembaruan ini akan mengadopsi sistem Stellar Core v23.0.1. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kecepatan transaksi, memperkuat keamanan, dan memperluas kapasitas jaringan.
Dr. Altcoin menjelaskan bahwa tim inti Pi kini bergerak dengan hati-hati dan fokus pada keandalan. “Tim Pi mengambil langkah lambat tapi tepat. Mereka mengutamakan stabilitas daripada kecepatan,” ujarnya di platform X.
Selain peningkatan teknis, pembaruan ini juga memperkenalkan fitur DeFi (Decentralized Finance) seperti Decentralized Exchange (DEX) dan Automated Market Maker (AMM). Dengan fitur ini, pengguna dapat menukar token, membuat kolam likuiditas, dan mencoba fungsi DeFi di lingkungan aman sebelum peluncuran resmi.
Tantangan Besar: Likuiditas dan Kepercayaan Investor
Meskipun pembaruan teknis menjanjikan banyak kemajuan, para ahli menilai masalah terbesar Pi justru terletak pada sisi ekonomi dan kepercayaan. Dr. Altcoin menekankan bahwa peningkatan teknologi saja tidak cukup untuk memulihkan harga.
Ia menyarankan tim Pi mempertimbangkan strategi buyback atau pembakaran koin untuk memperkuat struktur ekonomi token. Langkah-langkah tersebut dapat mengurangi suplai berlebih dan memulihkan kepercayaan investor yang mulai luntur.
Tanpa tindakan nyata, pemulihan harga kemungkinan akan tetap sulit tercapai. Para investor kini menunggu apakah tim inti berani mengambil langkah strategis untuk menstabilkan proyek ini.
Indikator Teknis Menunjukkan Potensi Rebound
Meski kondisi pasar tampak suram, beberapa indikator teknikal memberi sedikit harapan. Data terbaru menunjukkan bahwa Relative Strength Index (RSI) Pi turun ke level 24, yang menandakan kondisi oversold.
Dalam analisis teknikal, kondisi ini sering membuka peluang untuk rebound jangka pendek.
Selain itu, token unlock berikutnya hanya akan melepaskan sekitar 120 juta Pi ke pasar, lebih sedikit dibanding periode sebelumnya. Hal ini dapat menurunkan tekanan jual dalam jangka pendek.
Data on-chain juga mencatat bahwa sekitar 2,5 juta token Pi baru-baru ini berpindah dari bursa ke dompet pribadi. Aktivitas tersebut menandakan bahwa sebagian besar holder mulai menyimpan Pi untuk jangka panjang.
Pi Network Terjun ke Rp3.000: Masih Punya Peluang Bangkit
Masa depan Pi Network kini bergantung pada keberhasilan peluncuran Protocol 23 dan langkah strategis tim pengembang dalam menata kembali kepercayaan komunitas. Jika pembaruan ini berjalan lancar, Pi berpotensi membalikkan tren negatif yang berkepanjangan.
Namun, jika tidak ada perubahan signifikan dalam waktu dekat, proyek ini berisiko kehilangan dukungan dari komunitas global. Oleh karena itu, tim Pi perlu membuktikan keseriusan mereka dalam mengembalikan kejayaan proyek yang pernah digadang-gadang sebagai revolusi kripto berbasis komunitas terbesar di dunia.
Dengan kombinasi strategi ekonomi yang tepat dan pembaruan teknologi yang solid, Pi Coin masih memiliki peluang untuk bangkit dari keterpurukan. Namun, waktu akan menentukan apakah harapan itu akan menjadi kenyataan.
“Baca Juga: Ilmuwan AS Ciptakan Telur Manusia dari Sel Kulit“