pronoted.com – PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menyampaikan keyakinan untuk mempertahankan kinerja positif hingga akhir 2025.
Perusahaan tambang batu bara ini menghadapi tantangan global dengan strategi terukur dan efisiensi menyeluruh.
“Baca Juga: 7 Aksi Paling Ekstrem Tom Cruise di Mission Impossible“
Kinerja Kuartal I Tekan Laba, Tapi Strategi Tetap Jalan
PTBA mengakui bahwa kinerja kuartal I/2025 belum maksimal akibat dinamika pasar global.
Namun, perseroan tetap optimistis dengan target yang sudah ditetapkan untuk keseluruhan tahun.
Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, menyebut perusahaan telah menyusun strategi untuk menjaga posisi kompetitif.
Strategi Fokus pada Efisiensi dan Produksi Optimal
Strategi utama PTBA mencakup optimalisasi produksi dan efisiensi di semua lini rantai pasok.
Mulai dari aktivitas penambangan, pengangkutan, hingga penjualan akan dikelola lebih efisien dan terintegrasi.
PTBA juga berupaya menekan biaya produksi per ton agar tetap kompetitif di tengah fluktuasi harga global.
“Perusahaan memperkuat pengelolaan stripping ratio dan efisiensi jarak angkut,” kata Niko.
Ia juga menyebut PTBA sedang melakukan negosiasi ulang dengan penyedia jasa penambangan dan pemasok bahan bakar.
Penjualan Diperluas ke Pasar Baru dan Pelanggan Lama
PTBA akan menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang sudah ada.
Selain itu, perusahaan juga mencari peluang penjualan di pasar baru, baik domestik maupun internasional.
Langkah ini bertujuan mengantisipasi penurunan permintaan di pasar tradisional.
“Strategi penjualan akan menyebar risiko dan memperkuat posisi PTBA di pasar global,” tegas Niko.
Target Produksi Naik Jadi 50 Juta Ton
PTBA menargetkan produksi batu bara mencapai 50,05 juta ton pada 2025.
Sementara itu, target penjualan ditetapkan sebesar 50,09 juta ton sepanjang tahun.
Target ini naik signifikan dibandingkan dengan realisasi produksi dan penjualan pada 2024.
Optimisme ini sejalan dengan proyeksi pemulihan permintaan global di sektor energi dan industri.
Perusahaan juga yakin harga batu bara akan tetap kompetitif meski ada tekanan geopolitik dan ekonomi global.
“Diversifikasi pasar dan efisiensi tetap menjadi kunci profitabilitas kami,” jelas Niko.
Kontrak Penjualan Sudah Dikantongi Sejak Awal Tahun
PTBA telah mengantongi sejumlah kontrak penjualan atau on-hand contracts hingga kuartal I/2025.
Kontrak ini menjadi fondasi awal untuk mencapai target tahunan yang sudah ditetapkan.
“Kontrak yang kami miliki mencerminkan kepercayaan pasar terhadap kualitas dan kapasitas PTBA,” kata Niko.
Capex 2025 Capai Rp7,2 Triliun, Fokus Proyek Strategis
PTBA mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp7,2 triliun pada 2025.
Dana terbesar akan digunakan untuk pengembangan proyek angkutan batu bara Tanjung Enim–Keramasan.
Proyek ini ditargetkan mampu meningkatkan kapasitas angkut batu bara hingga 20 juta ton per tahun.
Sebagian capex juga dialokasikan untuk pengadaan alat berat di anak usaha PT Satria Bahana Sarana (SBS).
Tujuannya agar kontribusi produksi internal perusahaan makin optimal dan terkontrol.
Niko menyebut realisasi capex pada kuartal I/2025 masih sesuai rencana awal.
Sebagian besar dana terserap ke pembangunan infrastruktur jalur angkutan batu bara.
“Baca Juga: BlackRock Borong Saham ADRO, Prajogo Raup Cuan Dividen“
Efisiensi dan Diversifikasi Jadi Andalan PTBA
PTBA mengandalkan efisiensi operasional dan diversifikasi pasar untuk menjaga kinerja tetap solid di 2025.
Kendati tantangan eksternal terus membayangi, manajemen tetap yakin bisa mencapai target produksi dan penjualan.
Fokus perusahaan tetap pada pertumbuhan berkelanjutan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham.