pronoted.com – Pemerintah Indonesia terus mendorong lahirnya sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui desa.
Kemandirian desa diharapkan menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan energi.
Langkah ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara berkelanjutan.
“Baca Juga: Pengamat: Dominasi Marc Marquez Harus Segera Berakhir“
Untuk mewujudkan hal tersebut, berbagai pihak perlu terlibat dalam pengembangan desa.
Salah satunya melalui Festival Suadesa 2025 yang mendorong promosi UMKM dan potensi lokal.
Festival Suadesa Angkat UMKM dan Budaya Lokal
Festival Suadesa 2025 menjadi ajang promosi UMKM dan potensi wisata desa.
Kegiatan ini melibatkan masyarakat dalam menampilkan produk, seni, dan budaya setempat.
“Festival ini kami harapkan mampu memantik ruang ekonomi baru berbasis sumber daya lokal,” ujar Fajriyah Usman, Sekretaris Perusahaan PGN.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini memperkuat ikatan sosial masyarakat dengan komunitas budaya lokal.
PGN Hadirkan Ekosistem Gas Bumi untuk Dorong UMKM
PGN sebagai Subholding Gas Pertamina hadir mendukung kemandirian energi desa.
Mereka menyediakan energi ramah lingkungan melalui transportasi gas berbentuk tabung Gaslink C-Cyl.
Gas ini melayani kebutuhan dapur UMKM kuliner yang aktif di kawasan tersebut.
Selain itu, PGN mengembangkan Balkondes Karangrejo dengan sistem energi hijau.
Mereka memanfaatkan gas bumi dan panel surya untuk penginapan, listrik, hingga dapur warga.
“Balkondes Karangrejo memiliki potensi besar dalam UMKM, wisata, dan ekonomi kreatif,” jelas Fajriyah.
Ia berharap Festival Suadesa bisa mempercepat perkembangan ekonomi di desa tersebut.
Masyarakat Lokal Ambil Peran Penting dalam Festival
Penyelenggaraan Festival Suadesa melibatkan masyarakat lokal secara langsung.
Mereka didorong untuk mandiri menyelenggarakan kegiatan serupa di masa depan.
“Kemandirian desa berarti desa harus bisa membiayai dirinya sendiri,” tegas M. Hely Rofikun, Kepala Desa Karangrejo.
Ia menekankan pentingnya kerja keras dan upaya nyata dari masyarakat desa.
40 UMKM Ramaikan Festival dengan Produk Unggulan
Festival ini menampilkan 40 tenant UMKM dari Desa Karangrejo dan Desa Wringin Putih.
Produk yang ditawarkan meliputi kuliner tradisional, jajanan pasar, dan kerajinan lokal.
Pengunjung bisa menikmati produk seperti pecel, jetkolet, jamu, batik, dan anyaman bambu.
Kerajinan tangan berupa pahat batu, aksesori Borobudur, dan ukiran kayu juga dipamerkan.
“Kegiatan ini menjadi promosi destinasi wisata desa dan Balkondes di kawasan Borobudur,” kata Hely.
Ia berharap kawasan ini semakin dikenal luas oleh wisatawan dan investor.
“Baca Juga: 7 Bisnis Luna Maya dari Lipstik hingga Maskara“
Kesimpulan:
Kemandirian desa menjadi salah satu pilar penting dalam menciptakan ekonomi baru Indonesia.
Dengan dukungan energi bersih dan partisipasi aktif masyarakat, desa bisa menjadi pusat pertumbuhan.
Festival Suadesa menjadi contoh nyata bagaimana potensi lokal bisa diangkat dan dikembangkan.
Inisiatif seperti ini tidak hanya meningkatkan pendapatan desa, tapi juga memperkuat jati diri dan kemandirian warganya.
Dengan ekosistem yang tepat, desa bisa menjadi sumber kekuatan ekonomi nasional di masa depan.