pronoted.com – PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk proyek di blok Bahodopi. Revisi ini bertujuan mengamankan produksi tambahan sekitar 2 juta ton bijih saprolit. Plt Presiden Direktur dan CEO INCO Bernardus Irmanto menyampaikan bahwa diskusi teknis dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah dilakukan.
“Baca Juga: Manfaat Golf untuk Kesehatan Fisik dan Mental“
Eksekusi Ditargetkan Kuartal II/2025
Bernardus menyatakan bahwa INCO menargetkan eksekusi revisi RKAB pada kuartal II/2025. Saat ini, perusahaan sudah memulai proses stockpiling bijih saprolit di Bahodopi. Ia berharap persetujuan dari pemerintah bisa diperoleh secepatnya agar pendapatan bisa segera direalisasikan.
Fokus pada Blok Bahodopi
INCO saat ini hanya merevisi RKAB untuk blok Bahodopi. Bernardus menjelaskan bahwa revisi tidak dilakukan untuk area lain karena keterbatasan dalam studi kelayakan. Jika revisi diperluas ke wilayah lain, maka FS (feasibility study) harus diperbarui dan itu memakan waktu.
Penjualan Dilakukan Secara Selektif
Bernardus menyatakan bahwa perusahaan akan berhati-hati dalam melakukan penjualan. INCO ingin menjaga agar pasokan nikel tidak membanjiri pasar. Dengan pendekatan selektif, perusahaan berharap harga tetap stabil dan tidak merugikan industri.
Produksi dan Penjualan Kuartal I/2025
Sampai akhir Maret 2025, INCO memproduksi 17.027 ton nikel matte. Perusahaan juga telah mengirimkan 17.096 ton nikel matte kepada pelanggan. Selain itu, INCO menjual sekitar 80.000 ton bijih saprolit ke pembeli domestik secara komersial.
Strategi Produksi Tetap Dijaga
Wakil Presiden Direktur INCO, Abu Ashar, menyampaikan bahwa perusahaan telah menerapkan strategi untuk menjaga stabilitas produksi. Ia menegaskan bahwa INCO berkomitmen pada inovasi, keunggulan operasional, dan keberlanjutan jangka panjang.
“Baca Juga: Rupiah Menguat ke Rp16.444 per Dolar AS Hari Ini“
Kesimpulan
Revisi RKAB blok Bahodopi menjadi prioritas Vale Indonesia di kuartal II/2025. Dengan persetujuan dari ESDM, perusahaan berharap bisa mengoptimalkan produksi dan pendapatan tanpa mengganggu keseimbangan pasar nikel domestik dan global.